Harian The Guardian dari Inggris minggu lalu menerbitkan sebuah peta
dunia yang terbaru. Dan pembaca bisa mengunduh peta dunia tersebut.
Penulis segera mengunduh peta tersebut, dengan sebuah pertanyaan besar
yang sudah lama nangkring di kepala, dimana letak negara Palestina?
Ternyata, peta dunia terbaru ini belum menyebut nama Palestina, namun
hanya menuliskan Jerusalem dan Israel & West Bank serta Libanon di
kawasan Timur Tengah.
Bagi rakyat Indonesia, (negara) Palestina dikenal sebagai sebuah
kawasan d Timur Tengah yang selalu bergejolak dan melakukan perlawanan
terhadap negara Israel. Perjalanan panjang orang-orang Palestina untuk
menemukan kembali rumah mereka sungguh sangat sulit. Mereka terbuang
di beberapa negara di kawasan Teluk khususnya Yordan, Lebanon, Suriah
dan Mesir. Belum lagi yang harus terbuang hingga ke Eropa dan Amerika
dan mungkin kawasan lain di dunia.
Pertanyaan besar itu sudah lama nangkring di kepala dan makin penasaran
ketika dalam sebuah percakapan dengan dosenku di kampus (Universitas Pasundan ) yang menyatakan bahwa Palestina bukanlah sebuah negara?
Saya berdebat dengan dosenku, karena setahuku, Palestina sudah
menyatakan kemerdekaannnya dan diproklamirkan oleh Yasser Arafat,
pemimpin PLO dan juga pemimpin besar Palestina. Jika mereka memang
belum diakui sebagai sebuah negara berdaulat, berarti penduduk
Palestina juga kemungkinan besar tidak memiliki paspor. Untuk hal ini,
saya belum menanyakan kepada beberapa teman. Salah satu alasannya, bingung untuk menanyakan apakah
mereka memiliki paspor untuk bepergian meninggalkan negaranya atau
hanya dokumen perjalanan laksana paspor.
Ketika Palestina diproklamirkan oleh Yasser Arafat, serta merta
Indonesia menjadi salah satu negara di luar kawasan Teluk yang mengakui
kemerdekaan Palestina. Sebagaimana Palestina di tahun 1945 merupakan
bangsa yang pertama kali mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia
dari penjajahan Belanda. Saat itu, bangsa Palestina masih memiliki tanah
air yang pasti yang sekarang sudah tak muncul lagi dalam peta dunia
dan menjadi rebutan khususnya oleh Israel dan Suriah. Baru pada tahun
1948, Israel pertama kali menduduki Palestina dan sejak saat itu,
perdamaian utuh tak pernah muncul lagi bagi bangsa Palestina. Tercatat
beberapa perang yang tidak hanya melibatkan Israel-Palestina, tapi juga
perang Arab-Israel yang makin mencerabut bangsa Palestina menjadi
pengungsi di negara lain bahkan di tanah mereka sendiri.
Letak Palestina yang sangat strategis sebelum pendudukan Israel 1948,
adalah termasuk kota suci tiga agama, yaitu Jerusalem. Di kota ini,
umat Islam memilik Masjidil Aqsa yang tercatat dalam peristiwa suci
Isra Mi’raj, umat Kristen meyakini bahwa Yesus Kristus lahir di
Betlehem, Jerusalem dan umat Yahudi memiliki tembok ratapan juga di
Jerusalem. Beberapa kawasan lain yang terkenal adalah Jalur Gaza, Tepi
Barat, Hebron dan lainnya yang nyaris semua kawasan sekarang sudah
diblokade oleh Israel dan mempersempit ruang gerak rakyat Palestina di
rumah mereka sendiri.
Penulis sendiri baru saja membaca sebuah buku yang ditulis oleh Dr. Ang
Swee Chai yang berasal dari pengalaman pribadi menjadi sukarelawan
kesehatan dan akhirnya membentuk lembaga kemanusiaan khusus untuk
bantuan kesehatan bagi rakyat Palestina. Dari buku tersebut dapat
dibaca penuturan jujur seorang dokter dari Singapura yang tidak
memiliki kaitan sejarah langsung dengan konflik Israel-Palestina jatuh
cinta pada rakyat Palestina yang semula dituding sebagai teroris.
Setelah terlibat langsung di kamp Sabra-Shatila di Lebanon, barulah Dr.
Swee (panggilan akrabnya) merasakan penderitaan sesungguhnya rakyat
Palestina. Bukan sekadar terbuang dari negaranya, bahkan di negara lain
pun mereka masih dikejar, dibunuh dan dibantai dengan kejam. Anda bisa
merujuk pada pembantaian yang terkenal dengan Sabra-Shatila di
Lebanon.
Jauh sebelumnya maraknya pemberitaan mengenai konflik yang tak
berkesudahan ini (sampai sekarang) khususnya di Indonesia membuat
rakyat Indonesia menjadi salah satu sahabat bagi rakyat Palestina.
Bukan hanya solidaritas sesama Muslim, karena penduduk Palestina juga
termasuk umat Kristen, tapi perasaan solidaritas kemanusiaan. Sebuah
bangsa yang justru harus terbuang dari tanah airnya dan sampai saat ini
terus bermimpi dan berjuang untuk kembali ke tanah air mereka. Entah
kapan konflik ini akan berakhir dan peta Palestina akan kembali muncul
di peta dunia.
tapi tetap percaya bahwa ALLAH maha pemurah lagi maha pengasih, tetap bersabar dan bertawakal disana saudara saudari ku disana rido ALLAH menyertai mu....
@baymuzaqir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar