Paradigma
pemikiran yang berkembang seputar korelasi antara politik dan agama selalu
diwakili dua kutub pemikiran yang bertolak belakang. Qaradhawi
mengistilahkannya dengan kelompok sekuler dan kelompok Islamis. Masing-masing
kelompok ini intens mengembangkan premis-premis yang mendukung pendapatnya
dalam berbagai tulisan, buku dan wacana.
Perspektif
kaum sekuler dan materialis selalu menganggap bahwa agama tidak lebih hanya
sebatas hubungan vertikal antara seorang individu dengan Tuhannya. Bahkan
mereka mengklaim bahwa agama dan politik adalah suatu hal yang mustahil untuk
dipertemukan. Agama bersumber dari Tuhan, karakteristiknya pun selalu identik
dengan nilai-nilai kesucian, dan tujuan jangka panjangnya adalah kehidupan
akhirat. Sementara politik adalah kreativitas dan rekaan akal manusia,
karakteristiknya pun selalu kotor dan penuh tipu daya, dan tujuan akhirnya
tidak lebih hanya pemuas kehidupan dunia. Pemikiran ini berkembang di dunia
barat, namun cukup banyak juga pemikir Arab dan dunia Islam yang berpikiran sama,
semisal Ali Abdul Raziq dan Mustafa Kemal Attaturk.