Kamis, 01 November 2012

I Found My Slef

Tahukah anda mengapa saya bahagia...
Karena berkarya, ya itu salah satunya.
Karena berkeluarga juga salah satunya.
Tapi pemuncaknya bukan itu.

Saya sekarang lebih bahagia, karena saya terbebas dari pemikiran partisan.

Pemikiran partisan adalah pemikiran kebanyakan orang di mana kalau dia memiliki keyakinan thd A, maka yg lain salah di matanya
Partisan berkeyakinan A dan tidak mau tahu apa apa tentang B atau C karena sudah pasti salah.
Saya tipe orang yg bertanya baru berkesimpulan.
Partisan adalah orang yg berkesimpulan menentang duluan baru bertanya retoris belakangan.



Konservatif selalu merasa Liberal salah dan sebaliknya
Penggemar jazz merasa dangdut kampungan
Penggemar rock merasa melayu cengeng.
JIL merasa FPI fundamentalis
ITJ merasa JIL memporakporandakan Islam
Orang bertubuh sempurna merasa yg bertubuh tidak lengkap sebagai cacat
Saya selalu menjaga prinsip, Mencoba Memahami Sebelum Membenci
Setelah saya pahami, tebak apa yg terjadi? Saya tidak pernah lagi membenci.

Tentu kadang saya kesal, biasanya kekesalan saya adalah karena saya malas mencoba memahami (biasanya hal hal remeh) dan kadang justru karena saya paham sekali makanya saya kesal.

Tapi secara umum, saya tidak lagi partisan.

Saya tidak pernah merasa yg tidak punya kedua tangan sebagai orang cacat. Bagi saya, mereka hanyalah berbeda.
Tuhan menjadikan mereka demikian dan karenanya mereka punya kemampuan lebih yg saya tidak punya

Sebagai Glauconian, saya tidak merasa mereka yg di penjara sebagai orang yg jahat (ada sih memang yg jahat banget dan tidak bisa diampuni).
Beberapa di antara mereka hanya membuat keputusan2 yang salah. Keputusan salah tersebut adalah mengindahkan utk melakukan niat buruk yg saya yakin ada dalam kepala setiap orang. Bedanya saya tidak melakukannya saja. Mungkin karena saya takut ketauan sementara mereka yg dipenjara rasa takutnya hilang karena didorong paksaan keadaan.

Saya jadi seperti ini mungkin karena rangkaian kejadian dalam hidup.

Masa SD membuat saya berteman dgn orang orang kaya
Masa SMP membawa saya berteman dgn orang orang miskin
SMA membuat saya bersatu & bergaul bersama yg kaya dan miskin

Saya berkeliling Indonesia dan terpapar dgn ragamnya kebahagiaan orang orang yg berbeda. Bahagia dgn caranya masing masing.

Waktu kecil saya hidup di rumah yg membuat saya terpaksa melihat 2 orang yang saya sayangi saling membenci dan berkelahi, sehingga dewasa saya tidak habis pikir kenapa orang tidak bersatu & lebih senang jadi satu-satu.

Karenanya saya bisa berteman dgn berbagai macam orang.
Saya bisa ngobrol dgn teman teman JIL, bisa ngobrol dgn teman teman ITJ, bisa ngobrol dgn org FPI, bisa ngobrol dgn org atheis.

I dont hate any of them, and i dont think they hate me.
And so, im happy.

Tidak banyak orang seperti saya ini.
Ya, saya berbeda dgn kebanyakan.
Tapi saya tidak merasa ada yg salah dgn itu.
Saya pluralis yg percaya pluralisme akan membawa Indonesia kpd pluralitas.

Saya tahu, ada yg membeda bedakan definisi pluralisme dan pluralitas. Tidak apa. Hak mereka utk tidak baca lebih lanjut dan mencoba memahami bagaimana bahasa Indonesia yg sebenarnya.

Mereka berhak menyalahkan saya, saya tidak perlu sepaham dgn mereka  dan kita, masih bisa berteman :)


@baymuzaqir

0 komentar:

Posting Komentar

 
;