Sabtu, 07 September 2013

Mengaku Bertuhan Tapi Mau Beragama, Who Is It !?

Kita sedang bicara tentang sesuatu yang sebenaranya bukan ideologi baru. Bukan barang baru. Tapi barang yang sudah usang, yang dizaman sekarang seperti menemukan musim seminya, menjebak dan menggelincirkanbanyak orang.
Bertuhan tapi tak mau beragama, juga menjangkiti pikiran sebagian kita, umat Islam, selain merebak kesemua kaum yang hidup di zaman ini. Mungkin ia ada disekitar  kehidupan kita. Jumlahnya banyak, dan semakin banyak, tapi kita tak mengenali mereka, kecuali dengan pernyataan, fakta, dan ciri-ciri yang mungkin kita pahami.
Semua agama pasti mengajarkan yang baik, meski tidak semua agama kita anggap benar. Seperti kita, umat Islam, yang hanya meyakini Islam sebagai agama paling benar, tapi tetap mengakui bahwa agama lain juga tentu mengajarkan kebaikan. Maka, dalam konteks ini, antara baik dan benar tidaklah selalu sejalan.

Tapi kalau kita berbicara soal Aplikasi, tidak semua orang yang meyakini agama, mau dan tekun menjalankan agamanya yang mengajarkan kebaikan itu. Tak terkecuali orang Islam. Karena itu, banyak orang yang mengaku Muslim, tapi perilaku, perbuatan dan perkataan sangat jauh dari ajaran dan etika Islam. Banyak orang yang menyebut Allah, tapi sangat alergi dengan syariat. Bahkan ketika ada isu syariat, sebelum orang lain berteriak lantang mempersoalkan itu, ia sudah lebih dulu berdiri didepan menentangnya. Mereka fasih menyebut Allah, tapi jauh dari agama. Kira-kira yang tak sejalan dengan nafsunya lantanglah ia menjunjung tinggi apa yang dia yakini benar, meski itu melanggar syariat sekalipun.
Pun sebenarnya dengan penganut agama-agama yang lain, ada banyak ketidak sesuaian antara keyakinan yang mengajarkan kebaikan dan perilaku mereka sebagai individu. Maka kalau kita melihat ada sebuah kekacauan dalam sekelompok kaum Muslimin, tidaklah pantas menyalahkan Islamnya, tapi yang harus disalahkan adalah mereka yang tidak menjalankan atau enggan memahami ajaran Islam itu dengan benar.
Mungkin, diera sekarang ini sebagian banyak yang tidak lagi nyaman dengan agamanya. Lalu berusaha lepar dari lingkaran agama itu, seperti anak-anak panah yang lepas dari busurnya. Jauh dan terus menjauh. Tapi karena melihat semua orang bertuhan, maka mereka tetap menyatakan diri sebagai manusia yang bertuhan. Hanya tidak ada lagi kepercayaan pada agamanya sendiri. Penyebabnya, mungkin karena ia gagal mengambil pengaruh baik dari agamanya untuk diri dan kehidupannya, karena sikap mereka yang selalu menolak, atau pemahaman mereka yang kering terhadap agama itu.

@baymuzaqir

0 komentar:

Posting Komentar

 
;