Selasa, 25 Desember 2012 0 komentar

Negara, Pasar dan Rakyat

Gugusan historis pembentukan negara bersumber dari konstruksi filosofis tentang keinginan dan kerelaan individu untuk menyerahkan kedaulatannya diatur dan ditata oleh kekuasaan, dalam satu kesatuan komunitas politik (political society). Di dalamnya, benturan kepentingan individu larut dalam kebersamaan, sehingga tak satu individu ataupun kelompok pun memiliki derajat yang lebih di atas yang lainnya.
 

Negara yang kuat dan berdaulat adalah cerminan dari peran negara yang mampu mengayomi dan menata kebersamaan. Kontrak sosial antara negara dengan rakyat yang menghubungkan eksistensi keduanya adalah pengikat sekaligus pemberi warning setiap saat tatkala salah satunya merasa lebih berkuasa atas yang lainnya. Karena itulah, sejarah tidak pernah memberi ruang gerak yang abadi bagi absolutisme, otoritarianisme, bahkan totalitarianisme. Semuanya hancur dan luluh lantak digilas zaman.

Negara kuat tidak ditandai dengan besarnya dukungan militeristik, yang pada gilirannya hanya dimanfaatkan untuk mensubordinasi pihak yang dikuasai (the ruled). Kekuatan negara akan nampak saat ia mampu memosisikan diri sebagai pelayan, bukan “pemerintah”. Sebab itu, demokrasi menempatkan kekuasaan sebagai sesuatu yang bersumber dari, oleh dan untuk rakyat. Rakyat adalah pemilik absah kekuasaan, karena dari entitas rakyatlah kekuasaan itu hadir dan mewujud
Senin, 10 Desember 2012 0 komentar

Kritikan Untuk Anggota DPR !

Kinerja DPR sangat tidak memuaskan dan jauh dari harapan rakyat banyak.
Apa yang dilakukan anggota DPR hanya rutinitas semata. Tak ada yang signifikan dan penting. Lebih banyak ramai di publik untuk berwacana, tetapi sangat miskin hasil yang konkrit.
Hal itu karena kepentingan partai sangat dominan, ketimbang kepentingan rakyat. Akibatnya, banyak kasus besar yang mereka bahas tak selesai, tetapi hilang begitu saja tanpa tindak lanjut yang konkrit.
"Rakyat  terus mereka bohongi dengan wacana yang mereka ciptakan di publik agar terlihat seolah-olah mereka bekerja. Padahal semuanya hanya fatamorgana. Semua hanya bagian dari upaya pencitraan,"
hal yang sama terjadi dalam masalah regulasi atau pembuatan UU. Regulasi yang dihasilkan kualitasnya tidak memadai, banyak sekali yang tak sinkron dan harmonis, baik di antara pasal-pasal dan ayat-ayat di dalamnya, maupun dengan regulasi lain yang berkaitan.
0 komentar

Let The Future Come Up With It's Own

Biarkan Masa Depan Datang Sendiri
{Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar
disegerakan (datang)nya.}
(QS. An-Nahl: 1)


Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Apakah Anda
mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dlkAhirkan, atau memetik
buah-buahan sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata
dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna.
Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok,
mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya,
memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan
bencana-bencana yang bakal ada di dalamnya? Bukankah kita juga tidak
tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari
esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?
Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke
bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum
sampai di atasnya.

0 komentar

Jangan Memakai Baju Kepribadian Orang Lain

{Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.
Maka, berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.}
(QS. Al-Baqarah: 148)


{Dan, Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat.}
(QS. Al-An'am: 165)

Sabtu, 01 Desember 2012 0 komentar

Dont Dreams It's Over Indonesia !

Tetaplah bediri teguh.
Kita bersedih, langkah timnas senior terhenti di kaki Malaysia. Kalah 0-2 di laga pamungkas babak penyisihan Grup B Piala AFF 2012, Sabtu (1/12), mimpi untuk menjadi yang terbaik di kawasan Asia Tenggara kembali terbukur. Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, kembali menggoreskan sejarah menyakitkan bagi kita. Dua tahun silam, di partai final (leg pertama) Piala AFF, di tempat itu Indonesia tersungkur 0-3.
Anak-anak asuh Nil Maizar sebenarnya tampil ciamik, bahkan pada menit-menit awal. Boleh dibilang, Irfan Bachdim dan kawan-kawan lebih mendominasi. Kendati tertinggal 0-2 lewat gol Mohd Azamuddin Md Akil pada menit ke-26 dan gol  Mahali Jasuli tiga menit berselang, permainan skuad “Merah Putih” sama sekali tak melempem. Sebaliknya, teror demi teror acapkali dihadirkan di jantung pertahanan tuan rumah. Akan tetapi, gol yang diharapkan tak jua tercipta.
0 komentar

Untukmu Ayah Untukmu Ibu


Kasihmu… sayangmu… selalu kau berikan padaku…
Kau banting tulangmu… kau peras keringatmu…
Namun kau selalu berusaha tersenyum didepanku…
Walau ku sering mendurhakaimu…


kau tak pernah berhenti memberi semua itu…
Kau pun tak pernah sedikitpun meminta balasan dariku…
Karena ku tau… kau lakukan semua itu…
Hanya untuk membuatku bahagia…
Kau cahaya hidupku…
kau pelita dalam setiap langkahku…


Maafkan…bila aku belum bisa membalas semua kebaikan yang telah kau berikan untukku…
Tetapi Aku berjanji… aku akan selalu berusaha dan berdo’a semampuku… untuk kebahagiaanmu di masa tua mu nanti…
Agar kau selalu tersenyum… walaupun apa yang ku beri… tidak sebesar apa yang ku terima selama ini…
 
;